shutterstock
TERKAIT:
Salah satu korban dari bekuan darah atau deep vein thrombosis/DVT adalah seorang pemain games berusia 20 tahun yang meninggal setelah secara marathon bermain games. Menurut hasil otopsi ia tewas akibat penyumbatan arteri di bagian paru-paru.
Bahaya utama dari trombosis pada vena dalam tubuh adalah terlepasnya sebagian bekuan darah yang ikut aliran darah ke atas dan bersarang pada pembuluh darah dalam paru yang disebut emboli paru. Bekuan darah juga bisa mengancam nyawa jika bersarang di otak karena akan memicu stroke.
Komplikasi yang mengganggu namun tidak berbahaya adalah penyumbatan dalam vena dengan pembengkakan tungkai yang menetap. Perawatan yang dilakukan adalah penghangatan bagian yang terkena, pengangkatan kaki, serta pemakaian obat antiradang. Bisa jadi juga diperlukan perawatan di rumah sakit.
Kondisi tersebut banyak dialami oleh mereka yang lama berbaring di tempat tidur misalnya pasien operasi atau lumpuh, duduk terlalu lama di perjalanan dengan mobil atau pesawat juga bisa memicu DVT. Karena itulah sangat disarankan untuk mengambil jeda dan berjalan-jalan meluruskan kaki saat berada dalam kendaraan.
"Sangat tidak sehat jika anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya bermain games. Main games memang menyenangkan tapi begitu kita main sangat sulit menghentikannya. Mereka tidak sadar hal itu bisa membunuh mereka," kata David Staniforth, yang anaknya meninggal akibat DVT.
Sebelum roboh, Staniforth mengeluhkan detak jantungnya melemah. David menyebutkan putranya itu bisa menghabiskan waktunya bermain games hingga 12 jam setiap hari.
Kematian Stanifort bukanlah kasus yang pertama. Tahun 2005 lalu pemain games dari Korea Selatan juga meninggal setelah bermain games tiga hari berturut-turut tanpa istirahat.