Selasa, 14 April 2015

Beragam “prestasi buruk” Seberes UN


Maraknya tawuran pelajar dipicu oleh banyak faktor.
Salah satunya : Pada tingkat mikro, rendahnya kualitas pribadi dan sosial siswa mendorong mereka berprilaku yang tidak pronorma.
Yang selalu mereka lakukan pada waktu-waktu tertentu, seperti salah satunya yaitu ''Beres Ujian Nasional''

Prilaku tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda atau korban cedera tapi sudah merenggut ratusan nyawa melayang sia-sia selama sepuluh tahun terakhir. Beberapa tahun lalu beberapa siswa dari sebuah sekolah Negeri ditangkap polisi karena membunuh seseorang siswa SMK lainnya, Mereka terancam dikeluarkan dari sekolah dan dihukum penjara.
Akankah tindakan semacam itu akan menyelesaikan masalah?

Tawuran antara pelajar saat ini sudah menjadi masalah yang sangat mengganggu ketertiban dan keamanan lingkungan di sekitarnya. Saat ini, tawuran antar pelajar sekolah tidak hanya terjadi di lingkungan atau sekitar sekolah saja, namun terjadi di jalan-jalan umum, tak jarang terjadi pengrusakan fasilitas publik. Penyimpangan pelajar ini menyebabkan pihak sekolah, guru dan masyarakat yang melihat pasti dibuat bingung dan takut bagaimana untuk mererainya, sampai akhirnya melibatkan pihak kepolisian.

Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengkelompokkan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak futsal, kelompok basket ball, kelompok anak-anak kantin, pengkelompokan tersebut lebih akrab dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok beda sekolah.

Sabtu, 11 April 2015

Kendala Ujian Nasioan (UN)


Ujian nasional (UN) tahun 2015 ini yang digadang-gadang menggunakan sistem online ternyata kesiapannya belum 100 persen
Salah satunya di Semarang yang belum siap secara penuh mengenai UN secara Online tersebut karena terkendala sistem dan fasilitas yang dimiliki setiap sekolah.

Karena banyaknya persiapan yang belum matang sehingga pihaknya membatalkan untuk melaksanakan UN online.
Apabila hal tersebut terus dipaksakan takutnya, nilai UN di Sekolah-sekolah di Semarang akan anjlok drastis.

Dan yang di takutkannya Kendala koneksi internet pada UN online tersebut diamini oleh pengawas UN online, 

Di Kabupaten Semarang, yang siap hanya tiga sekolah itu. salah satu syaratnya adalah jumlah komputernya satu banding tiga. Artinya, satu komputer tiga siswa. karena UN online dibagi tiga sesi, mulai jam delapan pagi sampai jam empat sore